Cerita Fiksi Options

Dengan legging dan kaus ia berenang ke laut, padahal waktu itu sudah hampir malam. Aku terus menunggu dengan cemas. Sampai seorang nelayan datang menghampiriku.

Kau meraih ransel itu dan menaruhnya di bawah kursimu. “Thank you,” kata dia seraya duduk tepat di sebelahmu. Padahal, selepas dari stasiun bus Glasgow beberapa jam sebelumnya kau sudah senang bisa menguasai dua kursi paling depan di bagian atas Megabus menuju London itu.

Tambahan lagi, dia juga tau mana yang berlian asli, mana yang palsu. Dan yang paling tidak kusuka adalah senyum miringnya yang sinis ketika merasa pasti bahwa tas yang dipakai temannya yang lain palsu..

Dian menjawab, “Lisa, tolong sampaikan kepada Tyas di depan rumah bahwa aku sedang pergi atau katakan saja bahwa aku tidak ada.”

Esok harinya, hujan turun lagi. Ayah menampung air di ember sebelum hujan berhenti. Kota kami ditutup sehingga kami tidak punya air untuk mandi.

Kesempatan ini kemudian digunakan oleh si kancil untuk menyeberang sungai sambil berpura-pura menghitung jumlah buaya.

Kedatangannya pun disambut haru dan isak tangis oleh keluarganya termasuk Ika. Pelukan hangat di antara mereka menjadikan persahabatan semakin erat.

Apakah aku harus memanggil guru agar kamu bisa segera dibawa ke UKS?” Meskipun aku mencoba keras untuk tetap kuat, akhirnya aku mengakui, “Mungkin lebih baik kamu memanggil Expert. Aku memang tidak merasa baik.”

Tahukah kau apa yang akan diberikan mawar ini untukmu jika kau memetiknya?" tanya sang peri penuh kemarahan. "Aku akan menjadi orang terkaya di dunia, kan?" tanya An Li gugup.

Mereka telah menyiapkan kamar untuk kami. Kami segera mulai berbagi cerita tentang apa yang telah terjadi dalam hidup kami. Saya sangat menikmati mendengarkan cerita-cerita menarik dari mereka.

Salah satu siswa yang bersamaku mulai menangis. Seorang siswa perempuan yang lebih tua Contoh Cerita Fiksi bertanya apa yang terjadi.

Entah sudah berapa kali aku menoleh ke arah perahu di pantai. Master bahkan sampai bosan untuk mengingatkanku, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Andai saja ia tak tamak. Memang benar apa yang dikatakan sang pertapa tua. Tak ada gunanya menyesal. Semua ini terjadi karena ia tak pernah puas dan bersyukur atas apa yang ia miliki.

Pagi baru menggeliat. Kau duduk mengantuk di atas bus yang melaju. Di sebelahmu perempuan berambut panjang itu sedang asyik menulis. Dia menulis dengan pena bertinta hitam di atas sebuah buku besar folio bergaris yang terbuka di pangkuannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *